Senin, 7 Jul 2025
  • Feed
  • Like
  • Save
  • Aktivitas
  • Blog
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
🔥 HOT NEWS
Soal Ancaman Trump ke BRICS, Menkeu Tegaskan Sikap Hati-hati RI
Mbak Ita Geleng-Geleng saat Pegawai Bapenda Buka-bukaan Soal Setoran
Gara-gara Dedi Mulyadi? Sekolah Swasta di Purwakarta Terancam Sepi, Efek Kebijakan Kuota Rombel di Sekolah Negeri
Penutupan Meriah Kejurprov Futsal Jateng 2025, Purbalingga Buktikan Diri Sebagai Tuan Rumah Tangguh
Begini Nasib Propam yang Mobil Dinasnya Dipakai Anak Buat Pacaran hingga Tabrak Lari
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Terkini
  • Sport
  • Serba-serbi
  • Opini
Search
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Serba-serbi

Kasus Bullying PPDS Undip Berdampak Buruk ke Layanan Pasien? Begini Kata Psikolog

Psikolog dari Soegijapranata Catholic University atau Unika Soegijapranata, Indra Dwi Purnomo, khawatir kasus PPDS Anestesi Undip berdampak buruk terhadap layanan pasien.

R. Izra
Last updated: Mei 28, 2025 4:26 pm
R. Izra
Mei 28, 2025
Share
2 Min Read
Ilustrasi dokter sedang melayani pasien. (net)
Ilustrasi dokter sedang melayani pasien. (net)
SHARE

NARAKITA, SEMARANG – Psikolog dari Soegijapranata Catholic University, Indra Dwi Purnomo menganalisis dampak buruk praktik bullying di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesiologi Universitas Diponegoro (Undip).

Dia khawatir praktik bullying berupa pengkastaan senioritas hingga adanya aturan yang menindas junior, dapat berdampak buruk terhadap pelayanan pasien.

Diketahui bahwa proses pendidikan dokter residen atau mahasiswa PPDS Undip berlangsung di RSUP Dr Kariadi, Semarang. Mereka sehari-hari bersinggungan dengan pasien.

Indra mengatakan, istilah junior-senior, termasuk di lingkungan pendidikan, sebenarnya sudah lumrah. Namun, ketika hierarki junior-senior menjadi kasta sosial patologis, dapat berdampak negatif.

“Sistem itu mempermudah senior untuk melakukan eksploitasi,” ujar Wakil Dekan III Fakultas Psikologi tersebut, saat dihubungi Selasa (27/5/2025).

Dia mengatakan, bullying menyebabkan pelaku tidak peka atau minim sensitifitas terhadap orang lain. Mereka bisa saja membawa tingkah lakunya ke dalam aktivitas keseharian dan kinerja profesinya

“Sensitifitas terhadap penderitaan orang menjadi enggak bagus. Jeleknya secara jangka panjang, empati berkurang. Nanti ketika dia pegang pasien juga bisa berdampak begitu,” ucapnya.

Indra mendorong perlunya perombakan sistem pendidikan kedokteran. Dia menekankan pentingnya membongkar sistem tak tertulis yang memungkinkan praktik kekerasan terjadi.

Sebagai informasi, praktik bullying di PPDS Undip telah menelan korban jiwa. Salah satu mahasiswa junior bernama dr. Aulia Risma Lestari sampai stres dan memutuskan mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.

Keluarga almarhumah Aulia Risma masih berpaya menuntut keadilan. Mereka ingin agar pelaku bullying dan pemerasan dijatuhi hukuman penjara maksimal.

Selain itu, keluarga korban juga mengharapkan adanya sanksi tambahan berupa pemecatan. Sebab, tiga terdakwa merupakan dokter sekaligus akademisi kampus.

“Tidak pantas lagi mereka berkarir di dunia kedokteran maupun dunia pendidikan,” ujar Misyal Achmad, kuasa hukum keluarga korban.

Menurutnya, pelaku bullying yang tega menindas orang lain, bisa dikatakan sakit secara mental.

“Mereka sakit secara mental, tega membully, memeras, mengancam. Sehingga tidak layak jadi dokter, jadi dosen, bagaimana nanti pasiennya, bagiamana nanti mahasiswanya,” kritiknya. (bay)

TAGGED:dampak buruk layanan pasienpesikolog unika soegijapranatappds undipSoegijapranata Catholic University
Share This Article
Email Copy Link Print

T R E N D I N G

Soal Ancaman Trump ke BRICS, Menkeu Tegaskan Sikap Hati-hati RI
Juli 7, 2025
Mbak Ita Geleng-Geleng saat Pegawai Bapenda Buka-bukaan Soal Setoran
Juli 7, 2025
Gara-gara Dedi Mulyadi? Sekolah Swasta di Purwakarta Terancam Sepi, Efek Kebijakan Kuota Rombel di Sekolah Negeri
Juli 7, 2025
Penutupan Meriah Kejurprov Futsal Jateng 2025, Purbalingga Buktikan Diri Sebagai Tuan Rumah Tangguh
Juli 7, 2025
Begini Nasib Propam yang Mobil Dinasnya Dipakai Anak Buat Pacaran hingga Tabrak Lari
Juli 7, 2025

Berita Terkait

Serba-serbi

Awas Sekali Klik Bisa Habis!! Begini Cara Penjahat Siber Bobol M-Banking Tanpa Sentuh Dompet

Nugroho P.
Serba-serbi

Mobil Propam Dipakai Pacaran, Tabrak Lari Hebohkan Medan: Sopirnya Ternyata Remaja 16 Tahun

Nugroho P.
Ilustrasi sound horeg. Bahtsul Masail Ponpes Besuk Pasuruan menyatakan sound horeg haram.
Serba-serbi

Sound Horeg Haram! Fatwa Bahtsul Masail Pondok Besuk Pasuruan yang Didukung MUI

R. Izra
Ilustrasi vape sekali pakai.
Serba-serbi

Mengapa Vape Sekali Pakai Lebih Beracun dari Rokok Jenis Apapun? Simak Penjelasannya

R. Izra
  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
narakita.id
Facebook Twitter Youtube Rss Medium

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?