• Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Opini
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
  • Opini
Search
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Serba-serbi

Gulai Melung Bu Hadi, Keajaiban Rasa dari Dapur Tradisional Purbalingga

Namanya Warung Gulai Melung Bu Hadi, sebuah destinasi rasa yang lebih dari sekadar tempat makan. Ia adalah saksi bisu warisan kuliner yang telah bertahan sejak 1980.

Nugroho P.
Last updated: Mei 25, 2025 5:05 pm
Nugroho P.
Mei 25, 2025
Share
4 Min Read
Namanya Warung Gulai Melung Bu Hadi, sebuah destinasi rasa yang lebih dari sekadar tempat makan. Ia adalah saksi bisu warisan kuliner yang telah bertahan sejak 1980.
SHARE

NARAKITA, PURBALINGGA – Di balik lebatnya pepohonan dan jalanan berkelok di timur Purbalingga, tersembunyi sebuah warung sederhana yang menjadi legenda kuliner tersendiri bagi para pecinta gulai. Namanya Warung Gulai Melung Bu Hadi, sebuah destinasi rasa yang lebih dari sekadar tempat makan. Ia adalah saksi bisu warisan kuliner yang telah bertahan sejak 1980, merawat kelezatan dengan cara yang nyaris dilupakan: tungku kayu bakar.

Tak sedikit yang menyebutnya sebagai “gulai terenak sejagat”, dan itu bukan klaim kosong. Warung ini berdiri di Dukuh Melung, Desa Larangan, Kecamatan Pengadegan—sekitar 28 kilometer dari pusat kota Purbalingga. Perjalanan ke sana bukan hanya soal menempuh jarak, tapi juga menjemput kenangan rasa yang tak bisa ditemukan di tempat lain.

Ketika Anda sampai di lokasi, kesan pertama mungkin tak istimewa. Dinding anyaman bambu, meja-meja kayu sederhana, dan aroma kayu terbakar yang menguar dari dapur. Tapi justru di sanalah letak keajaibannya. Dari dapur itu, gulai kambing legendaris dimasak dengan penuh kesabaran dan ketelatenan, menggunakan tungku tradisional yang tak tergantikan oleh kompor modern.

Tungku bukan sekadar alat masak, melainkan medium yang menciptakan rasa. Aroma asap kayu meresap ke dalam daging kambing yang direbus perlahan, memberi sentuhan rasa yang dalam dan kompleks. Tak heran jika banyak yang datang jauh-jauh hanya demi menikmati semangkuk gulai di sini.

Daging kambing yang digunakan berasal dari bagian-bagian pilihan: iga, dengkil, kepala, hingga tulang sumsum. Yang membuatnya unik, setiap bagian memiliki karakter rasa dan tekstur yang berbeda, namun semua diolah dengan kuah yang sama-sama memikat. Kuah kuning keemasan yang kental dan sarat rempah, begitu kental hingga terasa hangat hingga ke tulang.

Tradisi di sini adalah menyajikan daging dan kuah gulai secara terpisah. Ini bukan tanpa alasan—agar setiap pengunjung bisa meracik sendiri harmoni rasa antara gurihnya daging dan pekatnya kuah. Sajian ini bisa dinikmati dengan kupat yang lembut atau nasi putih yang hangat, sesuai selera.

Dan bila Anda beruntung, bisa mencicipi sumsum tulang kambing yang dimakan dengan sedotan. Sebuah pengalaman makan yang tidak hanya lezat, tetapi juga menyenangkan dan mengingatkan kita pada masa kecil di kampung.

Bukan hanya pengunjung lokal yang terpikat. Kanal YouTube @KeluargaCindo juga pernah menyorot warung ini dalam salah satu videonya.

“Aku tuh pesen sudah banyak yang habis, akhirnya cuma kebagian tulang kambing sama sayur bagian kepala,” ujar sang pembuat konten sambil menikmati gulai dengan lahap. Dalam video tersebut, tergambar bagaimana setiap sendok kuah diseruput dengan rasa syukur dan bahagia.

Menariknya, kenikmatan itu tidak membuat harga melambung tinggi. Harga daging kambing dihitung per ons—Rp30 ribu untuk dua porsi kenyang. Tengkleng bisa didapatkan seharga Rp27 ribu, dan gulai dengkil hanya Rp20 ribu. Bahkan menu spesial seperti Gulai Kepala Kambing dibanderol Rp150 ribu—dengan catatan, harus pesan dulu sehari sebelumnya.

Warung ini buka setiap hari hingga pukul 7 malam. Namun karena popularitasnya yang terus meroket dari mulut ke mulut dan media sosial, tidak ada salahnya datang lebih awal agar tidak kehabisan.

Melung bukan hanya soal rasa, tapi juga cerita. Tentang bagaimana kuliner tradisional bisa bertahan di tengah gempuran zaman. Tentang bagaimana dapur bambu dan tungku bakar bisa menyimpan kekuatan magis yang tak mampu ditiru oleh mesin.

Jadi, bila Anda sedang berada di Purbalingga, atau bahkan di kawasan Banyumas Raya, sempatkanlah mampir ke Warung Gulai Melung Bu Hadi. Di tempat ini, Anda tidak hanya makan. Anda pulang membawa kenangan—dan mungkin, kerinduan untuk kembali.

TAGGED:gulai melunggulai melung purbalinggakuliner gulaikuliner purbalingga
Share This Article
Email Copy Link Print

T E R K I N I

Menteri Perdagangan Tahun 2015-2016 Tom Lembong, divonis Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat bersalah dan dihukum 4,5 tahun penjara.
Prabowo Beri Abolisi untuk Eks Mendag Era Jokowi, Pidana Tom Lembong Ditiadakan
Juli 31, 2025
JALANI SIDANG: Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto saat menjalani sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat.
Hasto Diampuni Tak Jadi Dihukum, Prabowo Beri Amnesti Sekjen PDIP
Juli 31, 2025
Jawa Tengah Masih Kekurangan 2.298 Guru
Juli 31, 2025
Eks Cawabup Purbalingga Divonis 1,5 Tahun Bui
Juli 31, 2025
Realisasi Dapur Gizi di Jateng Baru 12 Persen
Juli 31, 2025

Trending Minggu Ini

Kongres Terutup PDI Perjuangan 2025: Strategi atau Ketakutan?
Juli 31, 2025
Puan Maharani di Tengah. Penerus Ketum PDI Perjuangan?
Juli 31, 2025
Cak Imin Usul, Gubernur Dipilih Presiden. Upaya Mundurkan Demokrasi?
Juli 26, 2025
Wacana Munaslub Golkar Lengserkan Bahlil Lahadalia
Juli 31, 2025
Undip Bantu Kopi Sekipan Naik Kelas Lewat Inovasi Kemasan dan Branding
Juli 26, 2025

Berita Terkait

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, meninjau lokasi kebakaran di Jalan Pesanggrahan Raya, Kelurahan Mlatibaru, Kota Semarang, Jumat (25/7) sore.
Serba-serbi

Agustina Janjikan Rp40 Juta untuk Bangun Ulang Rumah Korban Kebakaran Tewaskan 5 Orang

R. Izra
Serba-serbi

Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Pelajar Digelar Mulai Agustus, Ini Cara Ikutnya

Nugroho P.
Serba-serbi

Akar Bajakah, Warisan Hutan Kalimantan, Benarkah Berkhasiat?

Nugroho P.
Serba-serbi

Mau Bayar Tiket Kereta di Indomaret? Begini Cara Mudah dan Praktisnya

Nugroho P.
narakita.id
Facebook Twitter Youtube

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?