Senin, 7 Jul 2025
  • Feed
  • Like
  • Save
  • Aktivitas
  • Blog
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
šŸ”„ HOT NEWS
Mobil Propam Dipakai Pacaran, Tabrak Lari Hebohkan Medan: Sopirnya Ternyata Remaja 16 Tahun
La Noti Ditelan Piton di Sulawesi, Berikut 5 Kasus Manusia Tewas Ditelan Ular
Beda Tafsir DPR Dengan Putusan MK 135 Soal Pemilu Serentak
Erick Thohir: Liga Indonesia Makin Serius, Perekrutan Eks J-League Jadi Bukti Nyata
Putusan Pemilu Terpisah: Siapa Dukung, Siapa Menolak?
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Terkini
  • Sport
  • Serba-serbi
  • Opini
Search
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
Ā© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Serba-serbi

Di Sini Uang Diselamatkan dari Rentenir, Kisah Purwokerto dan Lahirnya Bank Pertama di Indonesia

Kini, jejak langkah awal bank itu masih bisa ditemui di dalam museum. Replika gedung bank pertama yang berukuran mungil hanya 31 meter persegi masih berdiri.

Nugroho P.
Last updated: Mei 24, 2025 10:28 am
Nugroho P.
Mei 24, 2025
Share
5 Min Read
Diorama Museum BRI Purwokerto. (Foto: Pameranvirtual.ranggawarsitamuseum.id)
SHARE

NARAKITA, BANYUMAS – Tak banyak yang menengok ke Purwokerto ketika membicarakan sejarah besar bangsa. Kota yang bersahaja di lereng selatan Gunung Slamet ini kerap luput dari sorotan. Tapi siapa sangka, justru dari kota inilah sistem perbankan modern Indonesia mulai berdenyut.

Jauh sebelum ATM berjajar di minimarket dan aplikasi keuangan bisa diakses dalam genggaman, ide sederhana dari seorang priyayi lokal melahirkan cikal bakal bank milik rakyat. Nama sosok itu: Raden Aria Wirjaatmadja.

Dialah orang pertama yang menyadari bahwa kesulitan ekonomi bisa diatasi bukan dengan pinjaman berbunga tinggi, tapi lewat lembaga keuangan yang berpihak kepada rakyat. Dan tempat kelahiran ide itu kini berdiri megah dalam bentuk Museum Bank Rakyat Indonesia (BRI) di jantung Kota Purwokerto di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Museum yang tenang di Jalan Jenderal Sudirman itu seolah tak banyak bicara dari luar. Tapi melangkah ke dalam, Anda akan diajak menelusuri lorong waktu yang penuh cerita perjuangan, strategi, dan harapan. Semua bermula dari keresahan Aria Wirjaatmadja ketika melihat seorang guru miskin di Banyumas menggelar pesta besar hasil utang dari rentenir.

ā€œIni tidak masuk akal,ā€ begitu kira-kira pikirnya saat itu. Seorang guru, dengan gaji pas-pasan, bisa menyelenggarakan pesta tayuban mewah untuk sunatan anaknya. Ketika ditelusuri, ternyata semua dibiayai oleh utang yang mencekik.

Daripada terus melihat rakyat kecil terjebak dalam lingkaran pinjaman berbunga tinggi, ia pun mencetuskan ide brilian: membuat bank sendiri. Modal awalnya? Kas masjid.

Itulah yang kini dikenal sebagai De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden, yang berarti Bank Simpanan dan Bantuan Milik Para Priyayi Purwokerto. Bank ini bukan hanya soal menyimpan uang, tetapi menyelamatkan martabat rakyat.

Kini, jejak langkah awal bank itu masih bisa ditemui di dalam museum. Replika gedung bank pertama yang berukuran mungil hanya 31 meter persegi masih berdiri. Kursi, meja, hingga tinta cap jaman kolonial masih tersimpan rapi. Bahkan kusen pintu dan atap bangunan tetap dibiarkan seperti aslinya: sunyi dan penuh makna.

Tak jauh dari situ, terdapat gedung utama museum dua lantai. Di lantai pertama, pengunjung disambut dengan koleksi foto, dokumen hukum, hingga mesin tik kuno yang dulu dipakai mencatat transaksi nasabah. Di lantai dua, suasana terasa lebih dramatis: diorama interaktif, koleksi uang dari masa VOC hingga rupiah digital masa kini, serta potret perjuangan BRI dari masa ke masa.

Satu hal yang tak banyak diketahui adalah keberadaan koleksi mata uang Majapahit dan Portugis Timor yang dipajang berdampingan dengan uang zaman pendudukan Jepang. Ini bukan sekadar museum bank—ini adalah museum sejarah ekonomi Nusantara.

Yang tak kalah menarik, ada sebuah monumen kecil untuk Aria Wirjaatmadja. Berdiri sederhana di sisi kanan museum, dikelilingi kolam ikan yang jernih. Ia tak pernah menuntut namanya dikenal, tapi sumbangsihnya untuk bangsa tak ternilai.

Sebagai bagian dari pengalaman edukatif, museum juga menyediakan perpustakaan kecil yang nyaman. Ribuan buku bertema keuangan, sejarah, dan kebijakan ekonomi tersedia bagi siapa saja yang haus pengetahuan. Bagi pelajar dan mahasiswa, tempat ini bisa menjadi jendela masa lalu yang mencerahkan masa depan.

Datanglah di hari kerja atau akhir pekan, kecuali Sabtu. Tiket masuk? Tidak ada. Anda cukup datang, membuka mata, dan membuka hati untuk memahami bagaimana uang pernah menjadi alat perjuangan sosial.

Untuk rombongan sekolah atau komunitas, museum menyediakan pemandu yang akan menjelaskan setiap sudut dengan penuh antusiasme. Tak sedikit pengunjung yang terkejut saat menyadari bahwa transformasi bank kecil di Purwokerto ini telah menjelma menjadi jaringan keuangan nasional hingga ke pelosok desa.

Museum ini pun telah menjadi destinasi wajib bagi mereka yang ingin berwisata sekaligus belajar. Tidak hanya warga lokal, banyak pula pengunjung dari luar kota, bahkan luar pulau, yang datang ingin mengenal lebih dekat sejarah bank yang lahir dari semangat kemandirian rakyat.

Kini, ketika kita dengan mudah memindahkan dana lewat aplikasi, ada baiknya sesekali kita ingat: semua itu berawal dari satu ide jujur, dari satu kota kecil yang tak banyak bicara. Dan dari satu lelaki, yang memilih jalan sulit agar rakyat bisa bernapas lega.

Purwokerto mungkin bukan kota yang riuh. Tapi di sinilah sejarah besar disimpan dengan tenang, dan diwariskan dengan bangga.

TAGGED:bank pertama indonesiamuseumnuseum briR Aria Wiratmajasejarah bank
Share This Article
Email Copy Link Print

T R E N D I N G

Mobil Propam Dipakai Pacaran, Tabrak Lari Hebohkan Medan: Sopirnya Ternyata Remaja 16 Tahun
Juli 7, 2025
La Noti Ditelan Piton di Sulawesi, Berikut 5 Kasus Manusia Tewas Ditelan Ular
Juli 7, 2025
Beda Tafsir DPR Dengan Putusan MK 135 Soal Pemilu Serentak
Juli 7, 2025
Erick Thohir: Liga Indonesia Makin Serius, Perekrutan Eks J-League Jadi Bukti Nyata
Juli 7, 2025
Putusan Pemilu Terpisah: Siapa Dukung, Siapa Menolak?
Juli 7, 2025

Berita Terkait

Ilustrasi sound horeg. Bahtsul Masail Ponpes Besuk Pasuruan menyatakan sound horeg haram.
Serba-serbi

Sound Horeg Haram! Fatwa Bahtsul Masail Pondok Besuk Pasuruan yang Didukung MUI

R. Izra
Ilustrasi vape sekali pakai.
Serba-serbi

Mengapa Vape Sekali Pakai Lebih Beracun dari Rokok Jenis Apapun? Simak Penjelasannya

R. Izra
Serba-serbi

Air Suci, Nasi 3G, dan Pesona Lereng yang Menggugah Rasa, Sepenggal Kisah dari Festival Gunung Slamet

Nugroho P.
Serba-serbi

Festival Gunung Slamet #8, Dari Bersih Desa hingga Perang Tomat, Purbalingga Tawarkan Perayaan 3 Hari Penuh Pesona

Nugroho P.
  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
narakita.id
Facebook Twitter Youtube Rss Medium

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?