Jumat, 23 Mei 2025
  • Feed
  • Like
  • Save
  • Aktivitas
  • Blog
narakita.id
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
🔥 HOT NEWS
Mbah Mun Ketua PP Blora Ngaku Agen Pertamina, Tipu Rekanan Bisnis Rp333 Juta
Anggota GRIB Jaya Terima Order Rusak Aset KAI Semarang, User Diburu Polisi
Warga Lereng Merapi Vs Kapolda Jateng: Pengadilan Tolak Praperadilan Tambang Ilegal
Pramono Anung Tidak Perlu Viral Seperti Kepala Daerah Lainnya
Awas Modus Baru Penipuan! Pakai Suara Pejabat
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Terkini
  • Sport
  • Serba-serbi
  • Opini
Search
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Opini

Pramono Anung Tidak Perlu Viral Seperti Kepala Daerah Lainnya

GUBERNUR Jakarta Pramono Anung tidak mau dikatakan ‘fomo’ ketika banyak kepala daerah yang viral saat memperlihatkan kerjanya. Dia memilih ‘Kerja Nyata Tanpa Harus Viral’ daripada viral tapi tidak ada kerja yang nyata.

Moh. Ibnu Abbas
Last updated: Mei 22, 2025 3:01 pm
Moh. Ibnu Abbas
Mei 22, 2025
Share
4 Min Read
Gubernur Jakarta Pramono Anung. Foto Dok Kominfo Jakarta
SHARE

GUBERNUR Jakarta Pramono Anung tidak mau dikatakan ‘fomo’ ketika banyak kepala daerah yang viral saat memperlihatkan kerjanya. Dia memilih ‘Kerja Nyata Tanpa Harus Viral’ daripada viral tapi tidak ada kerja yang nyata.

Sejumlah kepala daerah yang menjabat periode 2025-2030, seperti berlomba-lomba untuk terkenal atau popular. Tak tanggung-tanggung, demi viral, ada kepala daerah yang terkesan ‘lebay’ dalam konten sosial medianya.

Misalnya Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang viral lantaran konten videonya ‘nyemplung’ ke Sungai Cipalabuhan, Pelabuhan Ratu, Sukabumi yang dipenuhi sampah. Dalam adegan di video yang viral itu, Kang Dedi turun ke sungai bersama dengan warga sekitar dalam rangka bersih-bersih sampah  sungai. Bergulat dengan sampah seolah-olah menjadi pilihan bagi para kepala daerah yang ingin viral pansos di sosial media.

Begitu pula dengan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi yang mencoba tampil kocak di acara-acara semi formal. Setidaknya itu terlihat dari cara Lutfhi ketika mengenakan peci hitam yang kadang sengaja dimiringkan. Bahkan pernah dalam sebuah forum pengajian bersama da’i kondang asal Jawa Timur Anwar Zahid, purnawirawan jendral polisi itu rela di bully.

Jika banyak kepala daerah yang viral di medsos, bukan berarti Gubernur Jakarta Pramono Anung ikut-ikutan. Dia lebih memilih kerja nyata tanpa harus viral. Pramono tak mau ‘fomo’ seperti kepala daerah lainnya yang viral di sosmed.

Bahkan dalam kampanyenya saat pencalonan, Mas Pram mengaku memilih untuk tidak populer jika terpilih jadi gubernur. Dan itu ditunjukkannya setelah menjabat. Meskipun banyak kebijakan yang diambilnya di awal-awal kepemimpinannya sebagai Gubernur Jakarta, Pram memilih untuk tidak mem-publish kebijakannya secara berlebih.

Dalam sebuah podcast, Pram menegaskan bahwa hidup butuh kerja keras. “hidup kadang-kadang tidak direncanakan, tetapi selama kamu melakukan dengan sungguh-sungguh, pasti akan ada hasilnya. Dan bagi saya pribadi, no free lunch. Tidak ada makan siang gratis. Kalau kamu mau hidup enak, mau mendapatkan result yang baik, kerja keras.” kata dia.

Pram memilih untuk tidak ikut-ikut menjadi viral di dunia sosial media. Ayah kandung Bupati Kediri itu tidak mau tergiring dalam opini masyarakat yang sibuk membanding-bandingkan konten sosial media kepala daerah. Masing-masing gubernur tentu memiliki cara sendiri dalam mengatasi permasalahan warganya. Mas Pram memilih kerja sat-set tanpa pakai drama untuk menjawab setiap persoalan masyarakat di Jakarta.

Soal kebijakan penghapusan pajak kendaraan bermotor misalnya. Jika Kang Dedi membuat kebijakan pemutihan pajak kendaraan, yang kemudian diikuti Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan Gubernur Banten Andra Soni, Jakarta tidak ikut-ikut. Justeru Mas Pram memilih kebijakan anti mainstream, menebus  ijazah-ijazah anak-anak sekolah yang masih di tahan sekolah karena belum membayar biaya. Ya, Pramono Anung lebih memilih untuk tidak viral meskipun akhirnya membuat dia tidak populer di masyarakat.

Diakui atau tidak, media sosial memainkan peran pendukung dalam memediasi komunikasi politik antara anggota masyarakat, politisi dan partai politik. Media sosial menyediakan jalan alternatif untuk komunikasi politik, membuat pejabat public bisa langsung dan interaktif dengan masyarakatnya.

Media sosial memiliki peran dalam efektifitas dan efisiensi kampanye dalam meningkatkan popularitas dan elektabilitas pejabat public. Media sosial juga memiliki peran penting dalam mendekatkan politisi dengan pemilihnya.

Masing-masing pemimpin punya gaya tersendiri. Masalah di masyarakat juga berbeda-beda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Dalam istilah jawa, Deso Mowo Coro, Bumi Mowo Ciri, Negoro Mowo Toto.

Mas Pram mencoba selalu hadir di tengah masyarakatnya tanpa harus sama dan viral seperti halnya kepala daerah. Keberhasilan kerja kepala daerah tidak diukur seberapa banyak dia membuat konten dan viral. Tetapi dari seberapa berhasil indek pembangunan manusia di daerahnya, seberapa tinggi pendapatan per kapita warganya.

Selamat bekerja Mas Pram. Nggak viral nggak apa. Sebab keberhasilan atas kebijakanmu sebagai pemimpin tidak ditentukan viral atau tidak. Tetapi bisa dirasakan oleh rakyat atau tidak.

TAGGED:gubernur jakarta pramono anungpramono anung tidak perlu viral
Share This Article
Email Copy Link Print

T R E N D I N G

Mbah Mun Ketua PP Blora Ngaku Agen Pertamina, Tipu Rekanan Bisnis Rp333 Juta
Mei 23, 2025
Anggota GRIB Jaya Terima Order Rusak Aset KAI Semarang, User Diburu Polisi
Mei 23, 2025
Warga Lereng Merapi Vs Kapolda Jateng: Pengadilan Tolak Praperadilan Tambang Ilegal
Mei 23, 2025
Pramono Anung Tidak Perlu Viral Seperti Kepala Daerah Lainnya
Mei 22, 2025
Awas Modus Baru Penipuan! Pakai Suara Pejabat
Mei 22, 2025

Berita Terkait

Iwan Setiawan Lukminto, Komisaris Utama (Komut) Sritex.
Kriminalitas dan HukumOpini

Drama Korupsi Sritex Setelah Tutup Operasional

Moh. Ibnu Abbas
eks Dirut PT Sritex Iwan Setiawan Lukminto ditangkap Kejagung diduga korupsi kredit bank
OpiniTerkini

Eks Dirut Sritex Ditangkap Kejaksaan. Mungkinkah Karena Korupsi?

T. Budianto
Program pemutihan pajak kendaraan bermotor tahun 2025 di Jateng berlaku 8 April hingga 30 Juni 2025
Opini

Ingat-ingat!! Penghapusan Tunggakan Pajak Kendaraan 2025 Berlaku Hingga 30 Juni 2025

T. Budianto
Ledakan pemusnahan amunisi kedaluwarsa milik TNI di Garut.
Opini

Pemusnahan Amunisi Kadaluarsa Jangan Lagi Memakan Korban Jiwa

Moh. Ibnu Abbas
  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
narakita.id
Facebook Twitter Youtube Rss Medium

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?