NARAKITA, SURAKARTA- Terobosan pendidikan untuk keluarga miskin dan miskin ekstrem di Jawa Tengah kini benar-benar hadir dalam wujud nyata. Mulai Senin (14/7), sebanyak sembilan Sekolah Rakyat (SR) resmi mulai beroperasi di berbagai kabupaten/kota di provinsi tersebut, memberikan akses pendidikan gratis berbasis asrama bagi ratusan anak kurang mampu.
Peresmian sekolah-sekolah tersebut dipusatkan di Sentra Terpadu Soeharso, Surakarta, dan ditandai dengan pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk SR Menengah Atas 17 Surakarta oleh Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.
“Ini bukan sekadar sekolah. Ini bukti bahwa negara hadir untuk menyejahterakan masyarakat lewat pendidikan. Kami ingin mengikis kemiskinan ekstrem dari akarnya,” ujar Luthfi di hadapan siswa dan orang tua.
Dari sembilan sekolah yang mulai beroperasi, enam merupakan tingkat SMA dan tiga lainnya tingkat SMP. Secara keseluruhan, sekolah-sekolah tersebut menampung sekitar 850 siswa angkatan pertama, seluruhnya berasal dari keluarga masuk kategori miskin dan miskin ekstrem sesuai data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
Berbasis Asrama
Sekolah Rakyat mengadopsi sistem boarding school agar para siswa bisa fokus belajar tanpa beban biaya transportasi atau kendala lingkungan. Para siswa tinggal di asrama selama masa studi, namun tetap dapat bertemu keluarga setiap akhir pekan.
Di Sekolah Rakyat Menengah Atas 17 Surakarta sendiri, terdapat sekitar 200 siswa, didukung 20 guru dan tenaga pengajar serta 12 wali asuh yang mendampingi kehidupan berasrama para murid.
Luthfi mengapresiasi fasilitas yang tersedia seperti ruang kelas, asrama, dapur, tempat cek kesehatan hingga sarana belajar yang menurutnya “sudah sangat layak dan tertata baik”.
Wali Kota Surakarta, Respati Achmad Ardianto, menambahkan bahwa pemerintah kota akan memberikan berbagai fasilitas tambahan agar siswa tidak jenuh. “Kami akan beri tiket konser dan nonton gratis setiap tiga bulan, juga bebas menggunakan lapangan olahraga kota. Kami gotong royong agar Sekolah Rakyat ini benar-benar berhasil,” katanya.
Langkah ini juga selaras dengan program pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang menaruh perhatian besar pada pengentasan kemiskinan melalui pendidikan.
Sebagai tambahan, Pemprov Jateng pada tahun ajaran 2025 juga meluncurkan program sekolah kemitraan, yang mengalokasikan pendidikan gratis bagi 5.004 siswa di SMA/SMK swasta mitra pemerintah daerah.
Dengan kombinasi kebijakan afirmatif dan fasilitas yang memadai, Sekolah Rakyat di Jawa Tengah diharapkan menjadi model pendidikan inklusif yang mampu memutus rantai kemiskinan antargenerasi. (*)